Setelah kita mengetahui erti dan maksud amalan batin (hakikat) maka marilah kita mempelajari cara-cara mendapatkan hakikat. Mudah-mudahan dengan mengetahui hal tersebut kita dapat beramal dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya.
Untuk mendapatkan hakikat kita mesti melatih roh kita supaya taat pada Allah. Jasad batin (roh) kita sewaktu masih berada di alam roh, iaitu sebelum dimasukkan kedalam sangkarnya (jasad lahir) memang sudah mengenal Allah, seperti dalam firman-Nya:Terjemahannya: (Allah bertanya kepada roh) "Bukankah aku Tuhanmu?". Roh menjawap: "Ya, kami akui Engkau Tuhan kami." (Al-`Araaf:172)
Sebelum masuk ke dalam badan roh kita sudah mengenal Allah, bahkan sudah menyaksikan ketuhanan Allah dan sudah mengakui kehambaan pada Allah. Tetapi ketika dilahirkan kedunia, roh dikurung dalam jasad lahir bersama-sama musuhnya nafsu dan syaitan. Tentang nafsu, Allah SWT berfirman: Terjemahannya: "Sesungguhnya nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan." (Yusuf: 53)
Dan Nabi pula bersabda: Maksudnya: "Sejahat-jahat musuhmu ialah nafsumu yang terletak di antara dua lambungmu." (Riwayat Al Baihaqi)
Sedangkan tentang syaitan Allah berfirman:
Terjemahannya: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Yusuf: 5)
Berhadapan dengan dua musuh batin itu, roh menjadi lemah (rosak atau hilang rasa kehambaan). Walaupun dia sudah mengenal Allah SWT, tahu wujud dan Maha Perkasanya Allah, tetapi roh tidak pandai mentaati perintah Allah. Bujukan serta tarikat syaitan dan hawa nafsu lebih kuat dan berpengaruh.
Roh sudah derhaka pada Tuhan, seakan-akan sudah tidak kenal Tuhan. Roh terbelenggu di dalam jasad, dikongkong oleh nafsu dan syaitan itu. Roh sudah tidak takut dan malu lagi pada Tuhan. Roh tidak rindu dan tidak cinta lagi pada Tuhan, tidak merasa hina dan rendah diri serta bersifat ketuanan. Roh sudah sombong, keras, hasad-dengki, tamak, pendendam, bakhil, gila dunia, kuat makan, gemar tidur dan lain-lain. Menyerupai kehendak nafsu yang terkutuk itu. Roh sudah dikuasai oleh jasad lahir yang beku (bersifat seperti tanah kerana dicipta dari tanah).
Laksana burung, roh terkurung dalam sangkar. Kerana sangkar itu kuat maka burung terpaksa terkurung didalam sangkar yang sempit dan menyiksa. Sebaliknya kalau burung lebih kuat dari sangkar, burung akan dapat memecahkan sangkar dan dapat terbang bebas ke seluruh alam. Demikianlah kalau roh kita lebih kuat dari nafsu dan syaitan. Roh dapat menundukkan nafsu dan syaitan. Saat itu bukan jasad lagi yang menguasai roh tetapi roh yang menguasai jasad lahir. Roh akan bebas melakukan kehendak dan mentaati perintah Allah SWT. Roh akan terbang bebas kemana-mana dan dapat merasakan perkara-
perkara ghaib.
Itulah yang terjadi kepada roh para Nabi, Rasul dan Wali-wali Allah. Roh tidak lagi dibelenggu dalam jasad lahir oleh nafsu dan syaitan tetapi sudah bebas, sudah dapat menundukkan nafsu dan syaitan dibawah kehendaknya. Sudah melihat alam rohani, alam malakut dan alam jin. Jasad lahir tidak bererti apa-apa lagi kerana sudah dikuasai oleh roh untuk menyembah Allah sepanjang masa.
Lain halnya dengan jasad lahir, roh bukan dibuat dari tanah tetapi dari nur (cahaya) yang serupa dengan Malaikat dan Jin. Sebab itu roh yang sudah bebas dari kongkongan nafsu dan syaitan akan
bergerak bebas seperti cahaya, tembus disetiap ruang dan bidang. Pandangan roh adalah pandangan tembus yang dapat membaca hati dan batin manusia. Kerana itu bersabda Rasulullah SAW: Maksudnya: "Takutilah firasat (pandangan tembus) orang mukmin kerana ia memandang dengan cahaya Allah." (Riwayat At Tarmizi)
Itulah rahsia diri kita yang mesti kita sedari. Bila kita sedar hakikat kejadian kita itu, barulah akan terjadi apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: Maksudnya: "Barangsiapa yang kenal dirinya, maka dia pasti kenal Tuhannya."
Untuk meningkatkan diri mencapai darjat yang mulia itu, kita mesti berusaha bersungguh-sungguh, berjuang dan berkorban. Siapa saja boleh dapat hasilnya kalau memenuhi syarat dan cara yang telah ditetapkan, iaitu dengan mendidik roh kita kembali mengenal dan mencintai Allah SWT. Caranya adalah mujahadah (berperang) dengan nafsu dan syaitan.
Allah berfirman:
Terjemahannya: Wahai orang-orang yang beriman, sabarlah kamu (dalam menegakkan agama Allah) dan sabarlah kamu dalam perjuangan menghadapi musuh (hawa nafsu) dan tetap teguhlah kamu (dalam barisan perjuangan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah, moga-moga kamu mendapat kemenangan. (Ali Imran: 200)
Nafsu yang mesti diperangi diantaranya adalah sifat mementingkan diri, tamak, gila dunia, kedudukan dan pangkat. Itu semua adalah penghalang yang cukup kuat untuk kita mendapatkan hakikat (amalan batin), juga sebagai hijab yang menghalang kita untuk mendapat sifat kerohanian sebab kita merasakan diri sebagai tuan. Supaya kita bertambah yakin, maka ada satu kisah pengalaman seorang wali bernama Yazid Bustami:
Suatu hari seorang kawannya datang pada Yazid Bustami untuk mengadu, "Saya telah berpuasa setiap hari dan melakukan solat setiap malam selama 30 tahun tetapi tidak juga memperoleh keringanan batin
seperti yang engkau ceritakan." Yazid Bustami pun memotong kata kawannya itu, "Kalaupun engkau melakukan solat dan berpuasa selama 300 tahun, engkau pasti tidak dapat menemukannya. "
"Kenapa?" Tanya kawannya. Jawap Yazid, "Sifatmu yang mementingkan diri dan serakah menjadi penghalang dan hijab antara engkau dengan Allah." Lantas kawannya bertanya, "Katakanlah padaku, apakah
penawarnya?" "Ada penawarnya," kata Yazid, "Tetapi engkau tidak akan sanggup melakukannya. " Setelah dipaksa oleh kawannya Yazid pun berkata: "Pergilah kepada tukang gunting rambut yang terdekat dan guntinglah janggutmu. Bukalah bajumu kecuali ikat pinggang yang melingkari pinggangmu. Ambillah karung yang biasa di isi makanan kuda, isilah buah kenari dan gantungkanlah karung itu dilehermu. Kemudian pergilah ke pasar sambil menangis, teriakkanlah seperti ini, "Setiap anak-anak yang memukul batang leherku akan mendapat sebiji kenari." Selanjutnya pergilah ke pengadilan, hakim dan ahli
hokum, katakanlah kepada mereka, "Selamatkanlah jiwaku."Berkata kawannya itu, "Sungguh aku tidak sanggup berbuat begitu, berilah cara penawar yang lain." Yazid berkata, "Yang aku ceritakan tadi adalah penawar pendahuluan yang sangat perlu dilakukan untuk mengubati penyakitmu. Tapi sebagaimana yang aku katakana tadi, engkau tidak dapat disembuhkan lagi."
Yazid Bustami seorang wali Allah yang mukasyafah dapat membaca hati (rahsia batin). Kawannya yang berjuang untuk nama, pangkat dan sanjungan manusia. Sebab itu beliau perintahkan sahabat itu bermujahadah dengan nafsunya itu dengan cara menghina diri dipasar dan mengaku jahat dihadapan hakim. Perintah itu memang berat, tetapi bagi Yazid, tidak ada jalan lain lagi. Itulah cara mujahadatunnafsi yang mesti dilakukan.
Begitulah pentingnya mujahadatunnafsi untuk siapa saja yang ingin meningkatkan kerohaniannya. Selagi nafsu tidak dapat dikalahkan, selama itulah roh tidak akan suci dan bersih. Kalau roh tidak bersih, Allah tidak akan memasukkan taufik dan hidayah ke dalam hati. Sebab benda yang paling berharga akan Allah letakkan di tempat yang mulia.
Roh seperti wadah. Kalau kotor, maka taufik dan hidayah tidak akan masuk. Kalau tidak ada taufik dan hidayah, roh akan terhijab dan kita tidak akan dapat meningkatkan kerohanian (amalan batin) ke taraf kerohanian yang tinggi. Dan tanpa kerohanian, hati (roh) tidak akan selamat dari penyakit-penyakit mazmumah.
Firman Allah:
Terjemahannya: Hari Kiamat ialah hari dimana anak dan harta tidak dapat memberi manfaat kecuali mereka yang menghadap Allah membawa hati yang selamat sejahtera. (Asy-Syu'ara: 88-89)
Amalan lahir seperti solat, puasa walaupun dilakukan sepanjang hari dan solat tahajjud setiap malam (seperti cerita diatas). Berjihad, berkorban, menuntut ilmu, menutup aurat dan lain-lain. Tidak dapat menjamin bahawa hati sudah selamat. Yang menjamin keselamatan hati ialah mujahadatunnafsi. Itulah amalan batin yang wajib kita lakukan.
Suatu hari didalam kuliahnya, seorang ulama sufi. Bisyulhafi bercerita kepada muridnya bahawa, mempunyai isteri yang banyak itu tidak menolak zuhud. Salah seorang muridnya yang mengetahui bahawa
gurunya tidak pernah berkahwin, lalu bertanya: "Tuan, kalau begitu kenapa tuan tidak menikah? Bukankah menyalahi sunnah?" Bisyulhafi pun menjawab, "Aku tidak sempat melakukan sunnah itu kerana sibuk. Sibuk melakukan yang lebih fardhu, yang belum mencapai tujuan iaitu mujahadatunnafsi. "
Begitulah pandangan ahli sufi tentang pentingnya mujahadatunnafsi. Mereka tidak pernah berhenti memperhatikan perjalanan nafsu dan syaitan, sehingga nafsu dan syaitan itu selalu dapat diperangi dan
dikalahkan untuk menghambakan diri pada Allah SWT. Kalau kita ingin berjumpa Allah dengan selamat, jalan itulah yang mesti ditempuh. Tanpa menempuh jalan itu, kita tidak dapat juga berjumpa dengan Allah (kerana kita semua akan mati) tetapi dalam keadaan susah-payah dan hina-dina, wal'iyazubillah!
Jalan keselamatan itu adalah melakukan mujahadatunnafsi. Kita mesti bermujahadah atas semua mazmumah yang setiap saat selalu menyerang kita. Mazmumah atau penyakit hati yang dihidupkan oleh nafsu itu adalah semua sifat batin yang bertentangan dengan amalan batin. Penyakit hati ada dua iaitu:
1- Penyakit hati terhadap Allah
2- Penyakit hati terhadap manusia.
Penyakit hati terhadap Allah, diantaranya: -
- Tidak khusyuk beribadah
- Lalai dari mengingati Allah
- Tidak yakin dengan Allah
- Tidak ikhlas dengan Allah
- Tidak takut pada ancaman Allah
- Tidak harap pada rahmat Allah
- Tidak redha akan takdir Allah
- Tidak puas dengan pemberian Allah
- Tidak sabar atas ujian
- Tidak syukur atas nikmat
- Tidak terasa diawasi Allah
- Tidak terasa kehebatan Allah
- Tidak rindu dan cinta pada Allah
- Tidak tawakal kepada Allah
- Tidak rindu pada syurga dan tidak takut pada neraka
- Cinta dunia, membuang waktu dengan perkara yang sia-sia
- Penakut (takut pada selain Allah)
- Ujub
- Riya'
- Gila pujian dan kemasyhuran
Sedangkan penyakit hati (mazmumah) terhadap manusia, diantaranya: -
- Benci membenci
- Rasa gembira dengan kecelakaan orang lain dan rasa sedih diatas kejayaan orang lain
- Mendoakan kejatuhan orang
- Tidak mahu meminta maaf dan tidak memaafkan kesalahan orang
- Hasad dengki
Untuk mujahadah melawan penyakit hati (mazmumah) dengan Allah,langkah- langkahnya ialah: Memperbanyakan ibadah habluminallah seperti sembahyang sunat (dengan faham,khusyuk dan
istiqamah),zikrulla h,wirid dan tahlil, membaca al-Quran,berdoa, bertafakur dan sebagainya yang akan dihuraikan seperti berikut:
1- SEMBAHYANG,
Hal penting yang perlu diambil perhatian saat menunaikan sembahyang adalah khusyuk. Itu berdasarkan pada apa yang diingatkan oleh Rasulullah SAW kepada Abu Zar:
"Ya Abu Zar, dua rakaat sembahyang yang dilakukan dengan khusyuk itu lebih baik daripada sembahyang sepanjang malam, tetapi dengan hati yang lalai."
Sembahyang yang khusyuk dapat di ertikan sebagai sembahyang yang sempurna lahir dan batin. Ketika jasad menghadap Allah SWT, hati juga tunduk menyembah Allah. Ketika mulut menyebut Allahhu
Akbar,hati juga mengaku Allah Maha Besar. Ketika jasad sujud menghina diri,hati juga turut sujud menghina diri. Dan ketika mulut memuji mengagungkan Allah dan berdoa kepada Allah, hati juga
memuja,merintih dan tenggelam dalam penyerahan kepada Allah.
Telah bertanya Jibril pada Nabi SAW:
Terjemahannya: "Khabarkan padaku, apa itu Ihsan?", Dijawap oleh Rasulullah. "Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,jika tidak melihat-Nya, maka yakinlah bahawa Dia sentiasa melihat
engkau."
Kalau sembahyang itu dapat dihayati, sebagaimana yang dikatakan diatas,pengaruhnya akan cukup besar pada diri dan jiwa manusia. Iman akan bertambah seiring dengan bertambahnya rasa tawakal,syukur, redha,sabar dan lain-lain lagi sifat mahmudah.
Cukuplah sedikit rakaat sembahyangnya asalkan khusyuk daripada banyak rakaat sembahyangnya tetapi lalai. Sebab perkara yang menjadi tujuan ibadah itu ialah membuahkan iman dan akhlak.
Walaupun banyak rakaatnya tetapi dikerjakan dengan hati yang lalai, maka bukan saja iman dan akhlak tidak bertambah,bahkan ibadah akan menjadi sia-sia. Mungkin Allah akan memberikan pahala juga,tetapi apakah kita akan bangga kalau perdagangan yang kita buat hanya mengembalikan modal,tidak mendapat untuk sama sekali? Sembahyang yang lalai tidak akan menambah iman dan menguatkan jiwa sebaliknya hanya akan membuat badan menjadi letih.
Di Padang Mahsyar nanti,Allah akan memanggil manusia yang sembahyang untuk diperiksa sembahyangnya. Waktu itu sembahyang akan dikategorikan pada lima peringkat:
1- Sembahyang orang yang jahil.
2- Sembahyang orang yang lalai.
3- Sembahyang orang yang setengah lalai,setengah khusyuk.
4- Sembahyang orang yang khusyuk.
5- Sembahyang Nabi-Nabi dan para Rasul.
Sembahyang orang jahil ialah sembahyang yang dilakukan oleh orang yang tidak belajar tentang ilmu sembahyang.Dia tidak tahu tentang rukun dan sunat dalam sembahyang serta sembahyang tanpa peraturan
yang telah ditetapkan syariat.Kerana itu sejak bermula sembahyangnya tidak diterima bahkan ia berdosa kerana tidak belajar tentang ilmu sembahyang.
Sembahyang orang lalai ialah sembahyang yang walaupun sempurna lahirnya tetapi hatinya sama sekali tidak ikut dalam sembahyang.Bermacam -macam hal yang diingati sewaktu berdiri,rukuk, sujud dan duduk dalam sembahyang itu.Dari awal hingga akhir sembahyangnya, sedikit pun tidak ingat Allah. Sembahyang seperti itu akan dianggap sebagai dosa bukannya mendapat pahala. Allah berfirman: Terjemahannya: Neraka Wail bagi orang yang sembahyang.Yang mereka itu lalai dalam sembahyangnya. (Al-Maa'un: 4-5)
Sembahyang yang ketiga ialah sembahyang yang didalamnya berlaku tarik-menarik dengan syaitan. Ertinya orang itu selalu merasakan bila syaitan mulai membuat dirinya lalai dari mengingati Allah. Cepat-cepat dikembalikan ingatannya pada Allah. Begitulah seterusnya berlaku hingga akhir sembahyang. Ada waktu lalai dan ada waktu khusyuk. Sembahyang seperti itu tidak berdosa dan tidak juga ada
pahala,tetapi dimaafkan oleh Allah.
Sembahyang orang khusyuk ialah sembahyang orang yang terus-menerus mengingati Allah disepanjang sembahyangnya serta memahami apa yang dibacanya dalam sembahyang. Orang itu dapat merasakan bahawa dia sedang menghadap Allah SWT. Perhatiannya hanya kepada Allah. Bagi orang tersebut, sembahyangnya bererti menunaikan janji kepada Allah, memohon ampun kepada Allah, mengharap kepada Allah, menghina diri kepada Allah dan mengagungkan Allah.
Sembahyang seperti itulah yang akan menghapuskan dosa, memperbaharui ikrar (yang pernah diucapkan di alam roh), menguatkan iman,mendekatkan hati kepada Allah, meningkatkan taqwa dan mengelakkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Itulah keuntungan di dunia. Dan di Akhirat Allah akan menganugerahkan pahala syurga yang penuh kenikmatan.
Sembahyang yang kelima ialah peringkat yang paling tinggi iaitu sembahyang para Nabi dan Rasul.Mereka itu khusyuknya luar biasa.Mereka benar-benar melihat Allah dengan mata hati. Dalam solat,mereka seolah-olah sedang bercakap-cakap dengan Allah. Sebab itu mereka tidak pernah jemu melakukan sembahyang.Sebagaimana indahnya perasaan hati orang yang bertemu kekasihnya, begitulah indahnya perasaan mereka itu dalam sembahyang.
Salah satu perkata utama yang disukai oleh Rasulullah SAW ialah sembahyang." Sembahyang penyejuk mataku",sabda Rasulullah. Syurga yang akan Allah anugerahkan kepada mereka adalah syurga tertinggi
yang tidak dicapai oleh orang-orang awam seperti kita.
Jadi tugas kita sekarang ialah memperbaiki sembahyang kita sekaligus memperbanyakanya. Untuk itu sekali lagi kita mesti mujahadah.Hanya dengan mujahadah kita dapat meningkatkan iman dan memperbanyakan amal soleh. Serta hanya dengan iman dan amal soleh saja kita akan dapat membangunkan dan menghiasi rumah kita di Akhirat nanti.
- Dendam
- Bakhil
- Bersangka buruk
- Tidak bertanggungjawap
- Tidak bertoleransi
- Tidak tolong menolong
- Serakah
- Keras hati
- Mementingkan diri sendiri
- Sombong
- Tidak sabar dengan tohmahan orang
- Memandang hina kepada seseorang
- Riya'
- Ujub
- Merasa diri hebat
Terhadap semua penyakit itu, wajib kita melakukan mujahadatunnafsi.
Firman Allah:-
Terjemahannya: Wahai orang-orang yang beriman, sabarlah kamu (dalam menegakkan agama Allah) dan sabarlah kamu dalam perjuangan menghadapi musuh (hawa nafsu) dan tetap teguhlah kamu (dalam barisan perjuangan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah, moga-moga kamu mendapat kemenangan. (Ali Imran: 200)
http://cahayamukmin.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
as salam Mohon , bantuan wakaf dana anda
-
Tajdid dan Mujaddid Menurut KH Maimun Zubair Sarang Tajdid atau memperbaharui pemikiran Islam adalah sebuah tema yang selalu dibicarakan d...
-
Hari ini aku terpanggil nak meluahkan apa yang terbuku dalam hati aku. Minggu lepas, anak dara kesayangan aku telah dicabul. Aku tak nak cer...
-
As Salam, Apa nak jadi remaja Islam kita ......keruntuhan yang telah melampau ......anak tuan /puan/ sdr /sdri ..macam mana ......., tak...
No comments:
Post a Comment