Assalammu'alaikum waramatuhllahi wabarakahtuh..
Ya Allah, bersehkanlah hati2 kami dari segala yang Engkau laknati.
Jadikanlah kami hamba2Mu yang sentiasa berdzikir kpdMu ya Allah, ya
Malik, ya Kudus, ya Dzaljalaliwalikrom..amin.
Ketika bayi lahir dari perut ibunya, hatinya suci bersih ibarat kapas
yang putih, tiada noda tiada dosa....! Sabda Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wasallam :
"Setiap bayi dilahirkan didalam fitrah (suci bersih)."
Ketika zahir ke dunia, hati bayi ini masih bercahaya dan ainul basirah
nya (matahatinya) melihat kepada ketuhanan. Namun dia terhijab
sedikit kerana daging yang membaluti ruhnya. Berbeza dengan semasa di
Alam Nur, ruh nya bebas daripada kerikatan dengan sebarang jisim, maka
penyaksiannya adalah penuh kepada Zat Allah Yang Maha Suci.
HATI INSAN BERUBAH
Hati Insan yang asalnya suci bersih boleh berubah menjadi lebih baik
lebih bercahaya dan berma'rifat atau sebaliknya boleh berubah menjadi
kotor dan kelam bertingkat2 ....
Hati yang terhijab
Hati yang berpenyakit
Hati yang keras
Hati yang Mati
Bila bayi ini meningkat umurnya kepada kanak2 kemudian dewasa,
pandangan, pendengaran, pergaulan dan makanannya memberi kesan kepada
hatinya. Jika dia terdidik didalam suasana Keimanan dan soleh,
terpelihara daripada makanan syubhat dan haram maka hatinya akan tetap
bercahaya dan Ma'rifatnya kepada Allah akan bertambah.
Sebaliknya insan yang terdidik didalam suasana kekufuran, kefasikan
dan dosa, di tambah dengan makanan yang bercampur haram, maka
pandangan mata hatinya akan mulai kelam sedikit demi sedikit. Jika
tiada usaha untuk menyucikan hati yang kotor ini, maka hati ini akan
menjadi keras, makin keras. Ketika hati seseorang itu keras, maka dia
akan malas beribadah, suka berbantah2, melakukan perkara sia-sia,
melazimkan berbuat maksiat terus menerus. Walaupun hati itu masih
terasa kesal, namun dia dia jarang tergerak untuk bertaubat!!!! Mereka
mula menolak kebenaran dan menyokong kebatilan. Hati orang ini telah
dikuasai oleh nafsu dan Syaitan!
فَلَوْلا إِذْ جَآءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَـكِن قَسَتْ
قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَـنُ مَا كَانُواّ يَعْمَلُونَ
Maka alangkah eloknya kalau mereka berdoa kepada Kami dengan merendah
diri (serta insaf dan bertaubat) ketika mereka ditimpa azab Kami?
Tetapi yang sebenarnya hati mereka keras (tidak mahu menerima
kebenaran) dan Syaitan pula memperelokkan pada (pandangan) mereka apa
yang mereka telah lakukan.(Al-Anaam 6 : 43)
Jika seseorang berterusan bagini, tanpa berusaha bertaubat, lama
kelamaan hati yang keras ini akan menebal kekerasannya dan akhirnya
hati ini akan MATI....!!!
Bahagian ini yang paling ditakuti, iaitu ketika hati sudah MATI, maka
dia tidak akan menerima nasihat lagi. Segala perbuatan haram dan
maksiat akan dipandang sebagai kebaikan. Bagi dia maksiat bagaikan
minum air....! Dia akan berani menentang segala perintah Allah dan
RasulNya. Dia juga tiada sifat belas ihsan sesama manusia. Sanggup
memfitnah dan membunuh. Hidup mereka bagaikan binatang ternakan bahkan
lebih buruk daripada itu.....!!! Ini adalah hati yang sudah di
khatamkan seperti Firman Allah:
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى
أَبْصَـرِهِمْ غِشَـوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ
(Dengan sebab keingkaran mereka), Allah mematerikan atas hati mereka
serta pendengaran mereka dan pada penglihatan mereka ada penutupnya
dan bagi mereka pula disediakan azab seksa yang amat besar. (Al-
Baqarah 2 : 7)
Di antara punca terjadinya hati berpenyakit, kemudian menjadi keras
dan MATI sangat banyak sekali. Tetapi secara umumnya semua jenis
pelanggaran terhadap hukum Allah berterusan tanpa bertaubat adalah
menjadi punca kegelapan hati ....!
Dosa yang dikerjakan akan menjadi titik hitam didalam hati yang akan
bertambah setiap hari sehingga menutup matahatinya sedikit demi
sedikit, akhirnya seluruh matahatinya akan tertutup.
Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam :
"Sesungguhnya seorang mukmin, jika ia mengerjakan suatu perbuatan
dosa, maka akan timbul noda hitam dalam hatinya. Jika ia bertobat,
menarik diri dari dosa itu, dan mencari rida Allah, maka hatinya
menjadi jernih. Jika dosanya bertambah, maka bertambah pula nodanya
sehingga memenuhi hatinya. Itulah yang disebut ar-ran (penutup), yang
disebut oleh Allah Ta'ala dalam firman-Nya, 'Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya apa yang telah mereka usahakan itu menutupi
hati mereka'."
Mentafsirkan Firman Allah ayat 7 surah Al-Baqarah di atas Ibnu Kathir
menyatakan,
Mengenai firman-Nya, Khatamallahu, As-Suddi mengatakan, artinya bahwa
Allah Tabaraka wa Ta'ala telah mengunci mati. (hati mereka)
Qatadah mengatakan, "Syaitan telah menguasai mereka karena mereka
telah mentaatinya. Maka, Allah mengunci mati hati dan pendengaran
serta pandangan mereka ditutup, sehingga mereka tidak dapat melihat
petunjuk, tidak dapat mendengarkan, memahami, dan berfikir."
Ibnu Juraij menceritakan, Mujahid mengatakan, Allah mengunci mati hati
mereka. Dia berkata aththab'u artinya melekatnya dosa di hati, maka
dosa-dosa itu senantiasa mengelilinginya dari segala arah sehingga
berhasil menemui hati tersebut. Pertemuan dosa dengan hati tersebut
merupakan kunci mati.
Lebih lanjut Ibnu Juraij mengatakan, kunci mati dilakukan terhadap
hati dan pandangan mereka.Ibnu Juraij juga menceritakan, Abdullah bin
Katsir memberitahukan kepadaku bahwa ia pernah mendengar Mujahid
mengatakan, arraan(penghalangan) lebih ringan daripada aththob'u
(penutupan dan pengecapan), dan ath-thob'u lebih ringan daripada al-
iqfaal (penguncian).
Al-A'masy mengatakan, Mujahid memperlihatkan kepada kami melalui
tangannya, lalu ia mengatakan, mereka mengetahui bahwa hati itu
seperti ini, yaitu telapak tangan. Jika seseorang berbuat dosa, maka
dosa itu menutupinya sambil membongkokkan jari kelingkingnya, ia
(Mujahid) mengatakan, "seperti ini," Jika ia berbuat dosa lagi, maka
dosa itu menutupinya, Mujahid membongkokkan jarinya yang lain ke
telapak tangannya. Demikian selanjutnya hingga seluruh jari-jarinya
menutup telapak tangannya. Setelah itu Mujahid mengatakan, "Hati
mereka itu terkunci mati."
Mujahid mengatakan, mereka memandang bahwa hal itu adalah ar-
raiin(kotoran, dosa).
Hal yang sama juga diriwayatkan Ibnu jarir, dari Abu Kuraib, dari
Waki', dari Al-A'masy, dari Mujahid.
Al-Qurthubi mengatakan, umat ini telah sepakat bahwa Allah Ta'ala
telah menyifati diri-Nya dengan menutup dan mengunci mati hati orang-
orang kafir sebagai balasan atas kekufuran mereka itu, sebagaimana
yang difirmankan-Nya, "Sebenarnya Allah telah mengunci mati hati
mereka karena kekafirannya." (An-Nisaa': 155).
Al-Qurthubi juga menyebutkan hadis Hudzaifah yang terdapat di dalam
kitab As-Shahih, dari Rasulullah saw., beliau bersabda, "Fitnah-fitnah
itu menimpa pada hati bagaikan tikar di anyam sehelai demi sehelai.
Hati mana yang menyerapnya, maka digoreskan titik hitam padanya. Dan
hati mana yang menolaknya, maka digoreskan padanya titik putih.
Sehingga, hati manusia itu terbagi pada dua macam: hati yang putih
seperti air jernih, dan ia tidak akan dicelakai oleh fitnah selama
masih ada langit dan bumi. Dan yang satu lagi berwarna hitam kelam,
seperti tempat minum yang terbalik, tidak mengenal kebaikan dan tidak
pula mengingkari kemungkaran."
Ibnu Jarir mengatakan, yang sahih menurutku dalam hal ini adalah apa
yang bisa dijadikan perbandingan, yaitu hadis yang diriwayatkan dari
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam. Dari Abu Hurairah Radhiallahu
Anh., ia menceritakan, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
"Sesungguhnya seorang mukmin, jika ia mengerjakan suatu perbuatan
dosa, maka akan timbul noda hitam dalam hatinya. Jika ia bertaubat,
menarik diri dari dosa itu, dan mencari ridha Allah, maka hatinya
menjadi jernih. Jika dosanya bertambah, maka bertambah pula nodanya
sehingga memenuhi hatinya. Itulah yang disebut ar-ran (penutup), yang
disebut oleh Allah Ta'ala dalam firman-Nya, 'Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya apa yang telah mereka usahakan itu menutupi
hati mereka'."
Hadis di atas diriwayatkan Imam Tirmidzi dan Nasa'i dari Qutaibah, Al-
Laits bin Sa'ad. Serta Ibnu Ibnu Majah, dari Hisyam bin Ammar, dari
Hatim bin Ismail dan Al-Walid bin Muslim. Ketiganya dari Muhammad bin
Ajlan. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini bersetatus hasan
sahih.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
memberitahukan dalam sabdanya bahwa dosa itu jika sudah bertumpuk-
tumpuk di hati, maka ia akan menutupnya, dan jika sudah menutupnya,
maka didatangkan padanya kunci mati dari sisi Allah Ta'ala, sehingga
tidak ada lagi jalan bagi iman untuk menuju ke dalamnya, dan tidak ada
jalan keluar bagi kekufuran untuk lepas darinya. Itulah kunci mati
yang disebutkan Allah Ta'ala dalam firman-Nya, "Allah telah mengunci
mati hati dan pendengaran mereka."
Perbandingan kunci mati terhadap apa yang masih dapat dijangkau oleh
qasad mata, tidak dapat dibuka dan diambil isinya kecuali dengan
memecahkan dan membongkar kunci mati itu dari barang itu. Demikian
halnya dengan iman, ia tidak akan sampai ke dalam hati orang (oleh
Allah Ta'ala) telah terkunci mati hati dan pendengarannya, kecuali
dengan membongkar dan melepas kunci mati tersebut dari hatinya.
Perlu diketahui bahwa waqaf taam (berhenti sempurna saat membacanya)
adalah pada firman-Nya, Khatamallahu 'alaa quluubihim wa'alaa
sam'ihim, "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka." Dan
juga pada firman-Nya, Wa'alaa absaarihim ghisyaawah, "Serta
penglihatan mereka ditutup," (ayat-ayat di atas) merupakan kalimat
sempurna, dengan pengertian bahwa kunci mati itu dilakukan terhadap
hati dan pendengaran. Sedangkan ghisyawah adalah penutup terhadap
pandangan, sebagaimana yang dikatakan As-Suddi dalam tafsirnya, dari
Ibnu Mas'ud, dari beberapa orang sahabat Rasulullah . mengenai firman-
Nya, "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka," ia
mengatakan, 'Sehingga dengan demikian itu mereka (orang-orang kafir)
tidak dapat berpikir dan mendengar. Dan dijadikan penutup pada
pandangan mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."
Setelah menyifati orang-orang mukmin pada empat ayat pertama surah Al-
Baqarah, lalu memberitahukan keadaan orang-orang kafir dengan kedua
ayat di atas, kemudian Allah Ta'ala menjelaskan keadaan orang-orang
munafik, yaitu mereka yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan
kekufuran.
Ketika keberadaan mereka semakin samar di tengah-tengah umat manusia,
Allah Ta'ala semakin gencar menyebutkan berbagai sifat kemunafikan
mereka, sebagaimana Allah telah menurunkan surah Bara'ah dan Munafiqun
tentang mereka serta menyebutkan mereka di dalam surah An-Nur dan
surah-surah lainnya guna menjelaskan keadan mereka agar orang-orang
menghindarinya dan juga menghindari dari terjerumus kepadnya.
Sebagai i'tibar, marilah kita sama2 sentiasa muhasabah diri, menjauhi
segala bentuk syubhat dan haram dan jangan sesekali berhenti
bertaubat. Jangan juga berputus asa disebabkan banyaknya dosa bahkan
wajib sentiasa berharap penuh Allah Ta'ala akan mengampuni kita
didalam kemurahanNya.
PENYEMBUHAN / PENYUCIAN HATI
Di antara amalan yang boleh menyucikan hati yang telah ternoda
adalah :
1. Lazimkan melakukan solat Taubat pagi dan malam sekurang2nya 2
rakaat.
2. Lazimkan Istighfar sekurang2 100 kali sehari semalam dengan
perasaan penuh penyesalan.
3. Hentikan segera semua dosa2 besar dan dosa2 kecil
4. Jauhi semua pergaulan yang sia2 dan pergaulan yang boleh membawa
kepada dosa.
5. Wiridkan zikir La-Ilaha Illa-Allah setiap hari . Lagi banyak lagi
baik. Kerana zikrullah adalah ubat, pencuci dan penyembuh bagi segala
penyakit hati dan dosa! Mulai dengan 100 kali sehari semalam.
6. Wiridkan solawat atas Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam -
sekurang2nya 100 kali.
7. Lazimkan baca Al-Quran sekurang2nya baca surah Yasin.
Wallahu A'lam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
as salam Mohon , bantuan wakaf dana anda
-
Tajdid dan Mujaddid Menurut KH Maimun Zubair Sarang Tajdid atau memperbaharui pemikiran Islam adalah sebuah tema yang selalu dibicarakan d...
-
Hari ini aku terpanggil nak meluahkan apa yang terbuku dalam hati aku. Minggu lepas, anak dara kesayangan aku telah dicabul. Aku tak nak cer...
-
As Salam, Apa nak jadi remaja Islam kita ......keruntuhan yang telah melampau ......anak tuan /puan/ sdr /sdri ..macam mana ......., tak...
No comments:
Post a Comment