Mazrin Akhtar
KISAH MENGHARUKAN | BILAL DAN ADZAN TERAKHIRNYA
Mulai sejak Rasulullah SAW meninggal dunia, Bilal meyakinkan dirinya untuk tidak lagi melantukan Adzan di puncak Masjid Nabawi di Madinah. Bahkan keinginan Khalifah Abu Bakar saat itu yang kembali memohonnya untuk jadi muadzin tak dapat ia penuhi.
Dengan kesedihan yang mendalam Bilal berkata:
“Biarkan saya cuma jadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah sudah tidak ada, jadi saya bukanlah muadzin sesiapa lagi.”
Khalifah Abu Bakar juga dapat memahami rasa sedih Bilal serta tidak lagi memohonnya untuk kembali jadi muadzin di Masjid Nabawi, melantunkan Adzan panggilan umat muslim untuk menunaikan shalat fardhu.
Kesedihan Bilal akibat wafatnya Rasulullah SAW tak dapat hilang dari dalam hatinya. Ia juga memutuskan untuk meninggalkan Madinah, bergabung dengan pasukan Fath Islamy pindah ke negeri Syam. Bilal lalu tinggal di Kota Homs, Syria.
Demikian lamanya Bilal tidak berkunjung ke Madinah, sampai di suatu malam, Rasulullah Muhammad SAW muncul dalam mimpinya. Dengan nada lembutnya Rasulullah menyapa Bilal:
“Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, kenapa engkau tidak mengunjungi ku? Kenapa hingga seperti ini?“
Bilal juga segera terbangun dari tidurnya. Tanpa ada memikirkan panjang, ia mulai menyiapkan perjalanan untuk kembali ke Madinah. Bilal berniat untuk ziarah ke makam Rasulullah SAW sesudah demikian lamanya ia meninggalkan Madinah.
Setibanya di Madinah, Bilal segera menuju makam Rasulullah SAW. Tangis kerinduannya membuncah, cintanya pada Rasulullah demikian besar. Cinta yang tulus lantaran Allah pada baginda Nabi yang demikian dalam.
Ketika yang bersamaan, terlihat dua pemuda mendekati Bilal. Pemuda-pemuda itu iaitu Hasan serta Husein, cucu Rasulullah. Masihlah dengan berurai air mata, Bilal tua memeluk kedua-dua cucu yang paling disayangi Rasulullah itu.
Umar bin Khattab RA yang sudah jadi Khalifah, juga ikut terharu melihat panorama itu. Lalu salah seorang cucu Rasulullah itu pun bikin satu keinginan pada Bilal.
“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan Adzan buat kami? Kami menginginkan kembali kenang kakek kami.”
Umar bin Khattab RA juga turut memohon pada Bilal untuk kembali mengumandangkan Adzan di Masjid Nabawi, walaupun cuma satu barangkali. Bilal pada akhirnya mengabulkan keinginan cucu Rasulullah SAW serta Khalifah Umar Bin Khattab RA.
Waktu tiba saat shalat, Bilal naik ke puncak Masjid Nabawi, tempat ia biasa kumandangkan Adzan seperti pada saat Rasulullah masih hidup. Bilal mulai mengumandangkan Adzan.
Waktu lafadz, “Allahu Akbar” ia kumandangkan, saat itu juga semua Madinah merasa senyap. Semua kegiatan serta perdagangan terhenti. Kebanyakan orang sontak terkejut, nada lantunan Adzan yang dirindukan bertahun-tahun itu kembali terdengar dengan merdunya.
Lalu waktu Bilal melafadzkan, “Asyhadu an laa ilaha illallah“, masyarakat Kota Madinah berhamburan dari tempat mereka tinggal, berlarian menuju Masjid Nabawi. Bahkan juga dikisahkan beberapa gadis dalam pingitan juga turut berlarian keluar tempat tinggal mendekati asal nada Adzan yang dirindukan itu.
Puncaknya waktu Bilal mengumandangkan, “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah“, seisi Kota Madinah pecah oleh tangis serta ratapan pilu, teringat pada saat indah waktu Rasulullah masih hidup serta jadi imam shalat berjamaah.
Tangisan Khalifah Umar bin Khattab RA terdengar paling keras. Bahkan juga Bilal yang mengumandangkan Adzan itu tersedu-sedu dalam tangis, lidahnya tercekat, air matanya tidak henti-hentinya mengalir. Bilal juga tak mampu meneruskan Adzannya, ia selalu terisak tidak dapat lagi berteriak meneruskan panggilan mulia itu.
Hari itu Madinah mengenang kembali saat waktu Rasulullah SAW masih ada di antara mereka. Hari itu, Bilal melantunkan Adzan pertama serta terakhirnya sejak kepergian Rasulullah SAW. Adzan yang tidak dapat dirampungkannya.
Maha Suci Allah, cerita di atas sudah mengaduk-aduk cinta serta kerinduan kita pada Rasulullah Muhammad SAW. Cerita yang dapat bikin kita meneteskan airmata sinyal cinta serta rindu pada baginda Nabi. Mudah-mudahan kita dapat memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW serta dapat berjumpa dengan Rasul waktu hari berbangkit.
A M I N
No comments:
Post a Comment