Berkata Umar Bin Khattab RA, "Seandainya saya tidak takut disebut orang mengetahui yang ghaib, maka saya akan bersaksi bahwa yang 5 (lima) golongan ini akan masuk syurga", yaitu :
1. Orang yang miskin yang banyak tanggungannya.
2. Wanita yang di ridhoi oleh suaminya.
3. Wanita yang menyedekahkan maharnya kepada suaminya.
4. Seseorang yang diridhoi ibu bapaknya.
5. Orang yang bertaubat dari dosa.
Sebagaimana telah sama-sama kita ketahui, jika Umar Bin Khattab adalah salah satu sahabat dekat Rasulullah SAW yang selalu mendampingi beliau dalam berda'wah ataupun dalam setiap peperangan. Umar Bin Khattab memang sering mengetahui perkara yang ghaib, meski beliau tidak mau menerangkan kepada orang banyak karena beliau takut disebut-sebut sebagai orang yang tahu akan masalah yang ghaib. Salah satunya adalah ketika seorang dari kaum munafiq meninggal dunia, maka anaknya menemui Rasulullah SAW untuk mensholatkannya, memberikan baju serta jubah beliau untuk kain kafannya. Ketika ditanya oleh sahabat kenapa Rasululllah SAW memberikan yang demikian, maka Rasulullah SAW berkata "Saya tidak mengharapkan apa-apa dari yang meninggal tersebut, namun saya mengharapkan keturunannya untuk menjadi Islam yang baik". Terbuktilah, ternyata beratus-ratus keturunan dari si Munafik tadi menjadi pemuka-pemuka agama Islam setelah Rasulullah meninggal dunia.
Disaat akan pergi mensholatkan si Munafiq tadi, Rasulullah berpapasan dengan Saydina Umar dan mengajak Umar untuk ikut serta mensholatkannya, namun Umar menolak dan berkata "besar firasatku jika Allah SW akan menurunkan wahyu tentang larangan mensholatkan orang munafiq". Dan ternyata setelah selesai mensholatkan si munafiq tadi, turunlah Firman Allah SWT yang melarang mensholatkan orang munafiq dan mensiarahi kuburannya.
Kembali kita lihat apa yang dikatakan oleh Umar Bin Khattab : Orang miskin yang banyak tanggungannya, maksudnya adalah seseorang yang berjuang keras untuk mencukupi keperluan rumah tangganya dengan jalan yang halal tentu saja. Dia punya banyak anak (katakanlah misalnya 10 orang anak), yang secara tidak langsung dia ini telah menghidupi banyak ummat Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa di akhirat kelak, Rasulullah SAW sangat bangga dengan jumlah ummatnya yang banyak.
Wanita yang di ridhoi oleh suaminya, adalah seorang wanita yang tidak pernah membuat sakit hati suaminya apalagi membuat marah suaminya. Wanita seperti ini memang sudah sangat jarang ditemui, namun jika ada pembaca wanita daripada tulisan ini, berusahalah untuk selalu menyenangkan hati suami dikala suka maupun duka, dan terserah bagaimana caranya. Dan jika yang membaca tulisan ini adalah laki-laki, maka pandai-pandailah untuk berda'wah kepada istri dan keluarga untuk menyampaikan kebenaran agama. Jika seseorang mempunyai suami yang miskin sehingga suaminya masih tetap berhutang mahar kepadanya, maka Wanita yang menyedekahkan maharnya kepada suaminya itu, juga salah satu dari pada yang dimaksud Umar Bin Khattab tadi.
Seseorang yang diridhoi ibu bapaknya, mungkin tidak perlu dibahas terlalu panjang karena Ridho Allah SWT juga terletak pada ridhonya orang tua.
Setidak-tidaknya perbanyaklah mengucapkan Istigfar, dan jadilah orang yang Taubatan Nashuha sebab yang terakhir yang diyakini atau dipersaksikan oleh Umar Bin Khattab RA adalah Orang yang bertaubat dari dosa. Kepada Allah SWT bertobatlah, disamping meninggalkan segala laranganya, perbanyaklah kebaikan, dan sering-seringlah mengucapkan Istigfar. Jika masih punya hutang, bayarlah. Kalau punya kesalahan kepada manusia meminta maaflah.
Moga-moga bermanfaat, Wallohu A'lam
Sumber : http://nasutions. blogspot. com/
Saturday, May 22, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
as salam Mohon , bantuan wakaf dana anda
-
Tajdid dan Mujaddid Menurut KH Maimun Zubair Sarang Tajdid atau memperbaharui pemikiran Islam adalah sebuah tema yang selalu dibicarakan d...
-
Hari ini aku terpanggil nak meluahkan apa yang terbuku dalam hati aku. Minggu lepas, anak dara kesayangan aku telah dicabul. Aku tak nak cer...
-
As Salam, Apa nak jadi remaja Islam kita ......keruntuhan yang telah melampau ......anak tuan /puan/ sdr /sdri ..macam mana ......., tak...
No comments:
Post a Comment