Beberapa bulan yang lalu saya pernah menulis sebuah tulisan berbentuk puisi. Berkaca-kaca mata saya ketika menuliskan itu. Ide dari tulisan ini berawal ketika saya melihat sebuah situs tentang kejadian-kejadian yang ada di muka bumi ini. Trenyuh hati saya melihat gambar-gambar yang ada di situs itu. Dalam hati saya berbisik, kenapa ada manusia sejahat itu. Di situs itu saya melihat bagaimana jahatnya manusia memakan bayi. Tentang kejamnya pasukan amerika yang menyiksa dan membantai pasukan irak di kamp tahanan tanpa perikemanusiaan. Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang terekam dalam bentuk gambar yang saya ingat dan menyedihkan hati saya. Dan jelas semua itu saya tidak bisa melupakan begitu saja. Dari situlah saya terbersit untuk sekedar menuliskan apa yang ada di dalam hati saya setelah melihat gambar-gambar itu. Lalu saya membayangkan kondisi dan keadaan manusia yang hidup di jaman yang serba modern seperti sekarang ini. Jika saja saya hidup di jaman Nabi, atau jika saja Nabi masih hidup sekarang ini, saya akan memohon kepada beliau yang mulia dan tinggi kedudukannya di sisi Allah SWT agar mau mengembalikan keadaan sebagaimana manusia hidup di jaman beliau masih hidup. Ah… klise memang sepertinya. Tapi jujur tulisan itu adalah kata hati saya, dan dalam menulis itu saya tidak ada maksud untuk menyinggung sebuah golongan, kelompok atau organisasi. Tulisan itu bersifat umum dan untuk semua orang agar ada sedikit terbuka mata hati dan nuraninya. Betapa keadaan manusia sekarang ini sudah sedemikian jauh dari norma dan aturan agama. Manusia yang notabene dikatakan dan ditetapkan sebagai mahkluk yang paling baik dan paling sempurna. Saya hanya berharap agar dengan tulisan saya itu, paling tidak saya telah menunjukkan betapa menjerit hati saya dan sungguh saya berharap Allah SWT masih melimpahkan Rahmat dan Kasih sayangNya kepada kita semua agar nurani ini tidak dihapuskan dari dalam diri kita. Agar kita masih bisa disebut sebagai manusia dan hamba yang mulia kedudukannya, asal kita mau berpegang teguh pada akidah dan agama. Berikut saya posting ulang tulisan itu :
Permohonan Kepada Rasulullah
Bersembunyidi balik tirai tujuh lapis langitBercengkeramaDengan bidadariDi antara 70.000 gaunDan 70.000 wewangian surga
Merasakan kesegaranManisnya sungai arak dan maduMendengar merdunya suara gesekan daun surgaAdalah impian dan keghairahan
LayaknyaKecintaan Saidina Abu bakar As shiddiq akan sunnah nabinyaKecerdasan dan kedalaman fikir Saidina Umar Al faruqKetqwaan Saidina Ustman bin AffanKetajaman pedang Saidina Ali Karomallahu WajhahMenggetarkan 8 pintu surga
LayaknyaUwais al QarniSeribu lautan tunduk diatas telapak kakinyaSeribu bumi mengalahTerberai denganKehalusan hati dan kecintaan akan pengabdianKepada ibunda tercintanya
TernyataKecintaanku pada kehidupan sahabatTak tertahankan lagiKepada kehidupan orang-orang sholeh terdahuluYang telah mempersembahkan raga dan jiwanyaSemangat dan darahnyaMelumuri setiap nafas yang terhembusMencintai Rosulnya sepenuh hatiDan mempersembahkan seluruhnyaHanya kepada Allah
MelihatKehancuran bangsa bangsa yang di musnahkanYang di tenggelamkan layaknya ummat Nuh ASDi goncang seperti ummat Luth AS, kaum Ad dan tsamutBegitu dahsyatnya azab AllahMati sia sia dalam kedurhakaanKebinasaan dalam panasnyaJutaan derajat api neraka yang menyalaMenggigil badan ini jika mengingatnya
PenyembahanKepada firaun dan hammanLatta dan uzzaSin dan zigguratAdalah kebodohan dan kedangkalan fikirKesombongan dan kekerdilan jiwa
Menolak keberadaan Allah SWTSebagai satu2nya yang berhak disembahSebagai satu2nya penguasa alam semestaYang menciptakan nya dalam enam masaAdalah kebekuan dan kekerasan hatiRasanya berjuta malaikat punGeram dan berhasrat untuk menghancurkannya
Kalau sajaDan kalau saja Allah menghadirkan kembaliRuh firaun kemuka bumi inidia pasti akan berteriakKepada seluruh manusiaBahwa jalan yang telah di tempuhnyaAdalah kesesatan dan kegelapanBahwa nafsu telah menguasai semua tulang dan darahnyaDan dia pasti saat ini tengah meraung dengan dahsyatnyaMenjadi bahan bakar api neraka yang hitam menyalaAzab yang tak berakhir sampai kapanpun
Dan kalau sajaIbrahim AS dipersempatkan datang kembaliSeluruh manusia pun akan diperingatkannyaBahwa kehidupan dunia adalah tipuan belakaBahwa kelezatan abadi adalah kehidupan setelah matiSemua berasal dari tanah dan akan dibangkitkan kembali dari tanahBetapa tidak berharganya dunia ini di sisi AllahRendah dan hinaTidak pantas di sebandingkanWalau dengan satu lembar daun surga sekalipun
NyatanyaSaat ini pun kita telah melihat dan mendengarDengan dua mata dan dua telinga kitaKebanyakan manusia terhempasTerkalahkan oleh hawa nafsunyaMenyerah tanpa syaratMencintai kemewahan dan kemegahanMelebihi kecintaan nya kepada Allah dan agamanyaBahwa kemewahan dan kelezatan duniaAdalah racun yang paling ganasLebih berbisa dari 1000 ular kobra sekalipunBahwa kemewahan dan kelezatan duniaAdalah penipu yang paling ulungMembuat hampir semua manusia tergila-gila kepadanyaLalu dengan mudah dia mencapakkan manusiaHingga manusia selalu berangan-angan untuk merebutnya kembali
Sesungguhnyaperadaban mesopotamia dan mesir kunoKaum Nuh dan negeri sabaBabylonia dan sumeriaTelah mengisyaratkan bahwaAllah jauh lebih hebat dari apa yang telah mereka ciptakan
Barsesa mati dalam kekafiranQorun musnah tenggelam bersama harta yang dicintainyaNamruz binasa oleh seekor nyamuk betinaUbay bin Khalaf hancur dengan sedikit luka di lehernyaAbu lahab dan istrinya menjadi penghuni neraka yg paling nistaHingga bau busuk tubuhnya pun tercium oleh ahli neraka yang lainMereka adalah orang2 bodoh dan kalah
Duhai Rosulullah yang muliaYang keluhuran AhklakmuMengalahkan ketampanan Yusuf ASHamba merasakan betapa pedihnya engkau saat iniBahwa ketika naza pun engkau selalu memikirkanDan mengkhawatirkan kamiKetika tidurpun engkau menangisi kamiApa yang engkau khawatirkanTelah terjadi pada saat iniBetapa kami terlalu mencintai duniaBetapa kami menjadi budak harta dan hawa nafsuDaripada sunnahmu yang agungDaripada syariatmu yang suciKami sampai rela berbunuhan kepada saudara kamiMata kami telah gelap saat iniHati kami tertutupi dan membekuKami rela berdebat dan berseteru dengan tetangga kamiHanya karena sepotong sisa roti yang telah basiApakah keberkahan doamu belum sampai saat inTapi kami yakin bukan ituKami yakin kami sendirilah yang telah mengingkariKami tidak mentaatimuKami telah meragukan dan mendustaimu
Kalau begituUtuslah satu sahabatmu yang muliaAbu Dzar Al-Ghifari atau Muadz bin JabbalAtau siapa saja sahabatmuUntuk mengajari kamiBagaimana caranya kami menata hati dan pikiran kamiAgar tidak terlena dengan suasana dan keadaan saat iniAgar amalan kami mendatangkan ruh dan hakekatAgar amalan kami diterima dan menembus langitSeperti yang telah mereka lakukanHingga dunia ini tunduk di bawah kaki merekaAgar kami lebih mencintai satu huruf QuranDimalam yang gelap dan dinginDaripada kecintaan kami kepada lelap dan istri kamiAgar kami mampuMemandang Rabb kami sepuas-puasnyaDengan mata hati kamiAgar lidah kami tak keluUntuk mengucap dzikir Subhanallah dan Allahu AkbarSaat ini lidah kami terlalu keras dan kakuTerlalu kenyal karena banyak makanan haram masuk ke dalam perut kamiLidah kami saat iniMenjadi senjata yang paling tajam dan ampuhUntuk menghasut dan melempar fitnah saudara saudara kamiBahkan kami saat iniMendapat nilai seratus dan sempurna untuk berghibahHingga kami mampu melakukannya hapal diluar kepalaWalau kami sedang mandi sekalipun
Badan kami telah berlumur dosaHingga dosa itu mengeras di kulit dan susah untuk dibersihkanKemaksiatan adalah pekerjaan kami sehari-hariTanpa perlu diminta dan disuruhKami dengan suka rela melakukannyaKami begitu pandai dan lihaiBahkan kami terlalu sering bersenda gurau dengan iblis dan pasukannyaHingga kami tak mampu membedakanMana yang halal dan haramYang haram pun kami lahapYang halal kami bantah
Kami telah terpedayaOleh bujuk rayuannyaKami adalah murid yang paling berprestasiDalam mata pelajaran mencuri, mabuk, berzina, membunuh,Mengambil yang bukan hak kamiBahkan kami sering merampas hak saudara-saudara kamiKami sering mendapat acungan jempol oleh merekaKarena perlakuan kami mirip dan serupa dengan merekaHingga mereka berlompat-lompat kegiranganKalau ada satu dari kami mati ditemani oleh mereka
Wahai Rosullullah Yang MuliaKami yakin engkau sedih saat iniMohonkan ampun untuk kami Ya Syaidul AmbiyaDengan kebesaran namamu disamping Ars Allah yang LuasSebenarnya kami rindu kepadamuTapi kami ini adalah orang orang kalahKami ingin sekali mencintaimuTapi saat ini kami hanya mampu membuatnya dalam sepotong laguTanpa kami tahuApa kami ini benar2 telah mencintaimu atau belumSaat ini kami hanya pandai berkata-kata tentang kebaikanTanpa kami mampu melakukannya sedikitpunDan jika kami mampu melakukannya punTanpa disertai keihklasan, karena sifat ikhlas yang ada dalam diri kamiTelah lenyap dterjang badai riya dan ujub yang bertubi-tubi
Wahai Rosulullah yang MuliaYang ketinggian AkhlaqmuMampu menggetarkan langit dan mendatangkan hidayahKepada seorang pengemis yahudi yang butaSaat ini ahklaq kami telah rusakTerkoyak oleh panah dan pedang kepentingan dan hasratKami tak kenal lagi dengan muamalah dan muasyarat yan telah engkau ajarkanSehingga kami lebih jago dalam berpolitik yang kotorPolitik yang selalu memberatkan kepentingan diri dan kelompok kamiSampai sampai kami tak berdaya dan tak mampu lagiWalau hanya sekedar memberikan semangkuk kuah sayur kepada tetangga kamiBagi kami tetangga adalah musuh yang mesti kami waspadaiSehingga pintu rumah kami selalu tertutup rapatBahkan kami pasang kunci berlapis lapis di pintu dan jendela rumah kamiSehingga Rahmat Allah pun tak mampu menembusnyaBahkan kami telah lupa dengan sedekah dan zakatYang menjadi hak tetangga-tetangga kami
Wahai Rosulullah yang MuliaKami yakin engkau sedih saat iniYang kesedihanmu mampu membuat semua malaikat menangisMelihat tingkah laku kamiYang nista dan hina dari hewan yang paling najis sekalipun di dunia iniUtuslah kepada kamiMushab bin Umair atau Abdullah bin Mas’udAtau siapa saja sahabatmu yang muliaAgar dia mengajarkan kamiKarena kami tak pandai menegakkan sholatBahkan kami sering meninggalkan sholatJuga bagaimana mendatangkan kekhusuan dalam sholat dan dzikir kamiKarena saat ini sholat kami hanyalah rutinitas yang tak memiliki artiBahkan saat ini kami pun tak paham apa arti sholat dalam diri kamiSehingga sholat kamipun kami kerjakan dengan terburu-buruHingga sajadah di kaki kamiTak berbekas atas rukuk dan sujud kamiSholat kami tidak mendatangkan sifat taat dalam diri kamiSholat kami tak mampu mencegah perbuatan-perbuatan buruk kami
Wahai Rosulullah yang MuliaYang sifat Al Amin dan amanah mu terukir dalam sejarahYang keluhuran budi pekertimu menjadikan 124.000 sahabatmu mencintaimuBahkan mereka mampu mencintai muHingga tak rela sepotong duripun menancap dikakimuBahkan mereka rela mati di padang pasir yang panasMereka rela mati dalam peperangan dan tebasan pedangJika mereka punya seratus nyawa punAkan mereka korbankan semua nyawa merekaUntuk berjuang menegakkan kalimah Laa ilaha illallahKecintataan mereka kepada sunnah mu sungguh mengagumkanHingga menggetarkan tembok benteng persia, romawi dan chinaKirimlah ruh-ruh mereka kepada kamiKarena kami saat ini tak memiliki ruh dan nuraniKarena saat ini kami tak mampu menahan lapar dan deritaKami selalu memenuhi perut kami dengan makananSehingga perut kami selalu dalam keadaan kekenyanganSehingga kami tak sanggup bangun menegakkan agamamuKami tak sebanding dengan mereka Ya Syaidul Ambiya
Wahai Rosulullah yang MuliaYang namamu memancarkan sinar ke seluruh alam semestaHingga Allah SWT pun memberi shalawat kepadamuHingga bapak seluruh manusia Adam AS pun bersyahadat atasmuKami ingin engkau hadir disisi kamiHingga kami bisa sepuasnya mencurahkan perhatian kami kepadamuPadahal makananmu hanyalah tepung yang kasarAlas tidurmu hanyalah selembar kain yang usangSajadahmu yang hitam bekas sujudmu kepada RabbmuHarta kekayaanmu hanyalah sebuah lotta untuk wudhuTapi kedudukan mu termulia di antara seluruh mahklukSyafaatmu sangat dinantikan di padang mashyar
Duhai Rosulullah yang muliaLembah uhud dan padang badarTelah menjadi bukti kesetiaan para sahabatmuKesabaran sebesar bumi dan ketabahan seluas lautanMendatangkan bantuan Allah dan ribuan malaikatMemberikan kemenangan atas musuh-musuhnyaDengan rintihan doa dan kebersamaanTapi kami saat ini ya Syaidul ambiyaTerpecah dan terberai layaknya ombak di pantaiSaat ini kami mudah sekali untuk dihancurkanMudah sekali untuk di lemparkanSaat ini kepala kami yang diinjak dan kehormatan kami dihinaSedangkan kami tak mampu berdoa untuk memohon bantuan AllahSaat ini kami hanya mampu membaca doa dan menghapal doaDoa kami telah kehilangan hakekatnya dan telah hilang kekuatannyaSeolah-olah Allah memalingkan wajahNya dari kamiSehingga kami tak kuasa mengelak dari bencana dan musibahYang selalau mendera kami
Ya Rosulullah Yang muliaYang kedudukanmu disisi Allah begitu tinggiBantulah kami dengan doa engkau ya RosulKarena saat ini iman kami telah rusak dan cacatKeyakinan kami telah terkoyakKami meyakini apa-apa yang nampak sajaKami lebih meyakini apa yang kelihatan oleh mata kamiKami meragukan keberadaan sorga dan nerakaKami meragukan keberadaan shirot dan padang masharMizan dan alam kuburKami lebih yakin dengan ramalan-ramalanKami lebih meyakini kebenaran berita di koran dari pada Qur’anKami ini adalah ummat akhir jaman yang telah engkau kabarkanKeadaan kami engkaupun telah tahuBetapa sedihnya engkau mengetahui keberadaan kamiYang kejahilan kami menyamai dengan kejahilan orang-orang terdahuluKami ini selalu beramai ramai dalam bermaksiat kepada AllahSehingga kebenaran tidak nampak di mata kamiKarena mata kami telah butaYang benar kami anggap salah dan kunoYang sesat kami anggap benar dan perlu kami contoh
Kami tahu bahwa engkau sedih ya RosulTapi saat ini kami tak bisa berharapKarena engkau telah tiada dan meninggalkan kamiKami hanya bisa memohonAda satu diantara kamiBerpegang teguh pada agamamu yang suciYang mampu mengingatkan kamiDan memberikan contoh kepada kamiMembimbing kami menuju jalanmuSebagai gerbong kereta terakhir yang membawa kamiKepada keadaan yang lebih baik menuju sunnah dan syariatmuSalam untuk engkau ya RosulUntuk keluarga dan sahabat-sahabatmuUntuk mereka – mereka yang telah memperjuangkan agamamuSemoga kubur engkau dan merekaDi penuhi dengan cahaya dan rahmatHingga suatu saat nantiKami dapat berjumpa dengan engkauAmin
hanafishahdan.blogsome.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
as salam Mohon , bantuan wakaf dana anda
-
Tajdid dan Mujaddid Menurut KH Maimun Zubair Sarang Tajdid atau memperbaharui pemikiran Islam adalah sebuah tema yang selalu dibicarakan d...
-
As Salam, Apa nak jadi remaja Islam kita ......keruntuhan yang telah melampau ......anak tuan /puan/ sdr /sdri ..macam mana ......., tak...
-
Hari ini aku terpanggil nak meluahkan apa yang terbuku dalam hati aku. Minggu lepas, anak dara kesayangan aku telah dicabul. Aku tak nak cer...
No comments:
Post a Comment