Tuesday, November 28, 2017
ISIS Sinai pelaku teror di Masjid Raudah
TSsyahril Adam Sr. is with Khairul Ariffin.
Sayyidi Syeikh Mutawalli Asy-Sya’rawi pernah bertanya kepada seorang pemuda Wahabi yang berhaluan keras dan suka mengkafirkan, "Apakah mengebom sebuah klub malam di negara Muslim itu halal atau haram?" Dia menjawab, "Tentu saja halal, membunuh mereka itu boleh."
Beliau bertanya lagi, "Jika seandainya engkau membunuh mereka, sedangkan mereka bermaksiat kepada Allah, kemana mereka akan ditempatkan?" Dengan yakin pemuda itu menjawab, "Tentu di neraka." "Kemana pula setan menjerumuskan manusia?" Beliau bertanya lagi. Dia menjawab, "Tentu saja ke neraka. Mustahil setan membawa manusia ke surga."
Selanjutnya beliau berkata, "Jika demikian, engkau dan setan memiliki tujuan yang sama, yaitu memasukkan manusia ke dalam neraka." Beliau lalu menyebutkan sebuah kisah dimana ketika ada mayat seorang Yahudi lewat di hadapan Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam, beliau lalu menangis. Para sahabat bertanya mengapa beliau menangis. Beliau menjawab, "Telah lolos dariku satu jiwa dan ia masuk ke dalam neraka."
"Perhatikan perbedaan kalian dengan Rasulullah yang berusaha memberi petunjuk dan menjauhkan mereka dari neraka. Kalian berada di satu lembah, sedangkan Rasulullah berada di lembah lain." Pemuda itu hanya diam membisu mendengarnya.
Peristiwa pembantaian kaum Sufi oleh teroris ISIS di Mesir baru-baru ini, adalah dasar dari pemahaman Wahabi yang menyatakan bahwa para Sufi merupakan pelaku bid'ah dan musyrik sehingga halal darahnya untuk ditumpahkan, mirip seperti pemikiran pemuda radikal di atas. Mereka fikir inilah jihad yang bisa mengirim sesama Muslim -yang mereka anggap musuh- ke dalam neraka.
Padahal sebagaimana yang dikatakan dikatakan Imam Jalaluddin Ar-Rumi bahwa kaum Sufi adalah mereka yang patah hati terhadap dunia. Karenanya bagi mereka, kematian bukanlah suatu hal yang mengerikan, sebab dengan itulah perjumpaan dengan Sang Kekasih yang selama ini mereka idam-idamkan segera terlaksana.
Lalu mereka yang meyakini ini adalah jihad, apa yang telah mereka raih? 72 Bidadari? Kekuasaan Khilafah? Tidak ada sama sekali! Satu-satunya yang dapat mereka raih dari perbuatan keji tersebut adalah citra buruk Islam di mata dunia sebab mereka membunuh atas nama Islam.
Foto : ISIS Sinai pelaku teror di Masjid Raudah ketika memenggal kepala Al-Allamah Syeikh Sulaiman Abu Kharraz ibnu Sawarka Asy-Syafi'i Asy-Syadzili, tokoh Sufi yang paling dihormati di Sinai, dengan alasan musyrik. Beliau berasal dari desa tempat Masjid Raudah berada.
Instagram @tobudarkah
www.darkah.com
www.darkah.com
Memohon bantuan ....
As Salam ,
Ust zul pmkt: Salam tuan puan tersayang, Sheikh Fuad mohon sumbangan barangan dapur (bawang merah, bawang putih, bawang besar, minyak masak, susu, gula, ikan bilis, lada kering, garam kasar dan halus, rempah kari, rempah sup, serbuk kunyit, santan, cili basah merah dan hijau, halia, kentang, serai, beras beryani, langkuas, tepung gandum, jus buah2an, pati orange, pati sirap, jus tomato puree, kacang merah, kacang kuda tin, kacang hijau tin, kacang badam, kacang gajus, rempah kurmak, cili serbuk) untuk majlis jamuan sempena maulidur rasul pada 8 Disember ni.
[14:56, 11/27/2017] Ust zul pmkt: Semua sumbangan ikhlas tuan terus serah ke pondok sebelum 7 Disember
[14:56, 11/27/2017] Ust zul pmkt: Wang tunai juga dialu-alukan demi menyambut majlis mulia pada 8 Disember ni
[14:56, 11/27/2017] Ust zul pmkt: Semoga segala niat baik tuan puan tersayang, Allah maqbulkan.
Hubungi Ustaz Zulkifli Mohd Amin - Tel : 012- 7005469
Ustaz Khairul Azman - Tel : 017-7010501
Ustaz Khairul Azman - Tel : 017-7010501
Monday, November 27, 2017
Rela Dipancung Demi Maulid Nabi
Posted by redaksi
Ketika Abuya Sayyid Ahmad mengadakan Maulid besar-besaran, para jamaah berdatangan untuk hadir saat itu. Bukan hanya dari Makkah saja, kaum muslimin dari Madinah dan Thoif juga banyak yang hadir. Dari luar negeri juga banyak yang hadir sehingga ruang aula tidak mampu menampung jamaah hadirin.
Namun sekitar seminggu setelah acara tersebut, Abuya Sayyid Ahmad dipanggil pemerintah. Persis seperti yang dialami Abahnya ( yakni Abuya Sayyid Muhamad ) ketika dipanggil raja (karena mengadakan Maulid Nabi).
Saat pemanggilan, Abuya Sayyid Ahmad memerintahkan untuk menghentikan pelajaran. Siang dan malam hanya disuruh membaca dzikir-dzikir serta bermunajat.
Seluruh santri kelihatan tegang, khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh gurunya tercinta. Maklum, pemerintahan di sana masih sangat anti dengan namanya perayaan Maulid Nabi.
Ketika waktu beranjak siang, Abuya kembali dari tempat raja. Saat itu Abuya berkata kepada para santri-santrinya: ‘ALA ROQOBATII MA UWAQQI’
Seluruh santri kelihatan tegang, khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh gurunya tercinta. Maklum, pemerintahan di sana masih sangat anti dengan namanya perayaan Maulid Nabi.
Ketika waktu beranjak siang, Abuya kembali dari tempat raja. Saat itu Abuya berkata kepada para santri-santrinya: ‘ALA ROQOBATII MA UWAQQI’
Abuya Sayyid Ahmad menceritakan kejadian saat beliau diinterograsi. Kata Abuya, “Anak-anakku… tadi aku dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengadakan Maulid lagi. Aku jawab mereka dengan jawaban demikian, ‘ALA ROQOBATII MA UWAQQI’ (taruhan leherku, aku tidak akan menandatangani)!”.
Beliau kemudian melanjutkan ceritanya, sedang raut wajah para santripun begitu tegang, “Ya aulaadii, kata yang menginterograsi aku tadi, aku masih akan dipanggil lagi. Jika aku tidak lagi bersama kalian, maka tolong teruskan perjuangan ini. Jangan kalian putus perjuangan ini hanya karena tidak ada aku,” begitu dawuh Abuya, yang membuat mata para santri saat itu berkaca-berkaca. Bahkan banyak dari para santri saat itu sampai sesenggukan. Mereka tidak tega dengan apa yang dialami Abuya Ahmad, sekaligus dipenuhi perasaan mencekam.
Sampai sekarang Abuya Ahmad tetap tidak berkenan untuk menandatangani pernyataan yang diminta raja.
Semenjak peristiwa itu, orang-orang sepuh Makkah sering menggelari beliau dengan sebuah istilah, “hadza as syibl min dzak al asad” (anak singa ini dari singa yang itu).
Sungguh keberanian yang menggetarkan semesta. Sungguh kejantanan yang terwarisi dari kakek beliau Habibuna Muhammad SAW.
Monday, November 20, 2017
Tuhan Itu Wujud.
Mohd Ali Majis
Yesterday at 9:44pm
·
Seorang Ustaz ke Barber Shop untuk gunting rambutnya. Ketika rambutnya sedang digunting, si tukang gunting rambut bertanyakan 1 soalan kpd si Ustaz.
BARBER: Saya nak tanya 1 soalan.
USTAZ: Ya, silakan.
BARBER: Benarkah Tuhan itu wujud?
USTAZ: Mestilah wujud. Kalau Tuhan tak wujud, pastinya kita pun tak wujud di dunia ni.
BARBER: Kalau betul Tuhan itu wujud, knp ketika manusia dlm kesusahan Tuhan tak bantu. Kalau betul Tuhan itu wujud, semestinya takkan ada manusia dlm kesusahan di dunia ini.
USTAZ: "Diam dan tersenyum sambil menggelengkan kepala".
BARBER: Knp Ustaz diam??
USTAZ: Kamu gunting rambut saya bagi siap dulu, dan saya akan jawab soalan tu selepas semua selesai.
Si tukang gunting ni pun dgn segera siapkan rambut Ustaz itu kerana ingin tahu apa jawapan Ustaz itu. Akhirnya siap.
BARBER: Ok dah siap Ustaz. Apa jawapannya Ustaz?
USTAZ: Berapa harga?
Barber: RM10 sahaja. (masih menunggu jwpn)
USTAZ: "Ustaz keluarkan dompet sambil tersenyum tanpa sebarang kata".
Setelah membayar Ustaz terus keluar dari kedai. Si tukang gunting terdiam melihat tindakan Ustaz yg agak pelik. Tiba² Ustaz masuk kembali ke kedai tersebut dgn membawa seseorang. Orang itu adalah pengemis jalanan (gambar).
USTAZ: Kamu tengok dia ni. Benarkah wujud Tukang Gunting Rambut dlm dunia ni??
BARBER: Mestilah wujud. Saya ni kan tukang gunting.
USTAZ: Kalau betul wujud tukang gunting, takkan ada manusia yg rambut tidak terurus seperti ini. Kalau betul wujud tukang gunting mesti rambutnya terurus.
BARBER: Dia yg tak pernah mencari tukang gunting, mestilah rambutnya tak terurus.
USTAZ: Jadi, itulah jawapan saya utk soalan kamu tadi.
BARBER: "Terdiam seketika".
USTAZ: Manusia yg tidak mencari Tuhan, sombong dgn Tuhan. Tuhan itu sentiasa ada dgn kita. Kalau kita mencari Tuhan, pasti hidup kita terurus seperti yg rambut yg dijaga.
BARBER: "Terus terdiam dan terkedu mendengar jawapan Ustaz itu dlm keadaan menitis air mata".
Moral of the story, hidup kita semua bergantung pertolongan dari Allah. Jgn sesekali kamu anggap kamu boleh hidup tanpa bantuan Allah. Sebenarnya Allah tidak memerlukan manusia. Tetapi manusia yang memerlukan Allah.
#peringatanbuatdiri
#sharingiscaring
Pergi ZamZam
Raha Safira shared حسين العدني's post.
حسين العدني added 3 new videos.
هذا بئر زمزم من الداخل وحتي عمق 440 قدم حوالي 135 متر"بنايه من 45 طابق" من تحت سطح الارض شاهدوا عروق الارض تصب المياه وتروي بطن البئر سبحان الله ..؟؟!!
Apakah Anda Bisa Memaafkan, Jika Seseorang Membunuh Anak, Ahli Keluarga Atau Kerabatmu?...
Hilmi's post.
·
Apakah Anda Bisa Memaafkan, Jika Seseorang Membunuh Anak, Ahli Keluarga Atau Kerabatmu?...
Saksikan Seorang Ayah Yang Beragama Islam Di Amerika Serikat, Memaafkan Pembunuh Anaknya, Hakim Dan Seisi Ruangan Menangis.
Apa yg akan kamu lakukan kepada orang yg telah membunuh orang yg begitu kamu cintai?
Bisa ditebak, hampir semua mungkin akan melampiaskan kemarahannya.
Tapi seorang Ayah yg bernama Dr Abdul Munim Sombat Jitmoud akan membuat kamu menangis haru.
Alih-alih marah, Munim malah memaafkan, bahkan memeluk pria yg telah membunuh anaknya.
Pemandangan itu pun membuat hampir semua orang di Pengadilan Kentucky, Amerika Serikat, menangis, pada 9 November 2017 lalu.
Momem yg sungguh mengharukan ini berawal dari peristiwa di bunuhnya anak Munim, pada 19 April 2015.
Anak Munim yg bernama Salahuddin Jitmoud, saat itu melakukan pekerjaan sambilan sebagai penghantar pizza.
Ia menghantar pizza kesebuah daerah di Lexington, Kentucky, AS.
Itu adalah pizza terakhir yg harus dihantar pada malam itu.
Ditengah jalan, Salahuddin dirampok oleh tiga orang pria.
Salah satunya adalah Trey Relford (24), yg kemudian menusuk Saluhuddin sampai meninggal.
Dalam Persidangan itu, Relford sendiri pada akhirnya divonis bersalah dan diganjar hukuman penjara.
Nah, Hakim kemudian memberi kesempatan kepada Munim utk mengutarakan pendapatnya.
Kalimat yg dilontarkan Abdul Munim, diluar dugaan dan membuat syok seisi ruang di Pengadilan.
Dengan intonasi pelan, kalimat yg keluar dari mulut Munim sungguh mengharukan.
"Anakku, keponakanku, aku memaafkanmu, mewakili Salahuddin dan ibunya,"
"Aku tdk menyalahkanmu atas kejahatan yg telah kau lakukan,"
"Aku tdk marah padamu, karena terlibat menyakiti anakku,"
"Aku marah pada iblis,"
"Aku menyalahkan iblis,"
"Yang telah membimbing dan menuntunmu kejalan yg salah,"
"Untuk melakukan sebuah kejahatan yg mengerikan,"
"Memaafkan adalah berkah, atau amalan terbesar dalam Islam,"
Setelah mengatakan hal tersebut, Munim kemudian langsung memeluk Relford.
Pengacara Relford terlihat menangis.
Bahkan, hakim sampai memutuskan sidang reses, karena terus menerus mengusap air mantanya.
Relford sendiri hanya bisa meminta maaf kepada Munim.
"Aku sungguh kagum padamu, karena hanya orang kuatlah, yg bisa memaafkan mereka yg telah menyakiti orang tercintanya," ujar Relford.
"Aku tdk bisa membayangkan kepedihan di hatimu, aku sungguh minta maaf dan berterima kasih utk semuanya," ujar Relford.
Setelah itu Munim memeluk Relford dengan hangat.
Terlihat Relford, seorang pemuda dengan badan tegap, tak bisa membendung air matanya.
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yg luasnya seluas langit dan bumi yg disediakan bagi orang-orang yg bertaqwa. Yaitu orang-orang yg berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yg berbuat kebaikan." (Ali - 'Imran : 133 - 134)
Subscribe to:
Posts (Atom)
as salam Mohon , bantuan wakaf dana anda
-
As Salam, Apa nak jadi remaja Islam kita ......keruntuhan yang telah melampau ......anak tuan /puan/ sdr /sdri ..macam mana ......., tak...
-
Tajdid dan Mujaddid Menurut KH Maimun Zubair Sarang Tajdid atau memperbaharui pemikiran Islam adalah sebuah tema yang selalu dibicarakan d...
-
Hari ini aku terpanggil nak meluahkan apa yang terbuku dalam hati aku. Minggu lepas, anak dara kesayangan aku telah dicabul. Aku tak nak cer...