Kisah Ayahnda Sayyidina Mooinudeen Syeikh Abdul Qadir al Jailani QS
Pada suatu malam, sekumpulan masyaikh ( lebih kurang lima puluh orang ) telah berkumpul bersama-sama asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani. QS Tiba-tiba pada suatu ketika, -Syaikh Abdul Qadir al-Jilani QS telah mengalami satu keadaan kerohanian yang sangat tinggi. Banyak butir-butir mutiara hikmah yang telah keluar mencurah-curah dari bibirnya. Semua orang yang hadir di situ telah mengalami satu suasana ketenangan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Di satu saat, asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani telah menunjuk ke arah tapak kakinya dan telah berkata, “Dengan izin Allah, tapak kakiku berada di atas tengkuk setiap wali Allah.”
Dengan serta-merta, seorang sahabat asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang bernama asy-Syaikh Ali ibn al-Hiti, telah pergi ke kursi tinggi tempat asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani selalu duduk ketika memberikan ceramah, dan telah menundukkan kepalanya di kaki asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani QS. Kemudian, asy-Syaikh Ali ibn al-Hiti telah meletakkan tapak kaki asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani QS di atas tengkuk asy-Syaikh Ali ibn al-Hiti. Setelah melihat perbuatan asy-Syaikh Ali ibn al-Hiti ini, para hadirin yang lain pun telah turut serta melakukan perbuatan yang sama.
Telah bercerita asy-Syaikh Abu al-Barakat Sakhr ibn Sakhr ibn Musafir:
Aku telah bertanya kepada bapak saudaraku, yakni asy-Syaikh Adi ibn Musafir al-Hakkari (seorang wali Allah yang besar, dan juga seorang sahabat asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ), “Dari segala masyaikh yang besar-besar, adakah engkau mengetahui siapa, selain dari asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, yang telah berkata bahwa tapak kakinya berada di atas leher setiap wali Allah?”
Dia telah menjawab, “Tidak ada.”
Aku pun bertanya lagi, “Apakah makna kata-katanya itu?”
Dia telah menjawab, “Itu adalah tanda bahwa di waktu ini, dialah yang sedang menduduki maqam keunggulan (fardiyyah).”
Aku bertanya lagi, “Adakah bagi setiap zaman itu, seorang wali Allah yang dianggap terunggul?”
Dia telah menjawab, “Ya, memang benar. Tetapi, hanya asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani seorang saja yang telah diberikan perintah untuk mengumumkannya.”
Aku bertanya lagi, “Adakah maksudmu yang dia telah menerima perintah untuk mengumumkannya?”
Bapak saudaraku telah menjawab, “Ya, benar. Dia memang telah menerima perintah itu. Dan mereka semua (yakni para wali Allah) telah merendahkan leher mereka karena perintah itu. Sebagaimana yang engkau ketahui, para malaikat telah sujud kepada Adam alaihissalam. Dan tiadalah mereka melakukan demikian melainkan karena mereka telah menerima perintah dari Allah untuk melakukannya.”
Jikalau berlaku zaman sekarang haru biru , terus memfatwakan sesat & menyesatkan apabila melihat seorang Syeikh besar menundukkan kepala di kaki & meletakkan tapak kaki Sayyidina Moinudeen Syeikh Abdul Qadir al Jailani QS di atas tengkuk beliau .
Al Fatihah Khusus Ayahanda Sayyidina Moinudeen Syeikh Abdul Qadir al JAilani QS
No comments:
Post a Comment