Wednesday, July 24, 2013

DARJAT PANGKAT KEWALIAN

DARJAT PANGKAT KEWALIAN




1. Qutub Atau Ghaus - 1 Abad 1 orang.



Al-Aqtab berasal dari kata tunggal Al-Qutub yang mempunyai arti penghulu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al-Aqtab adalah pangkat kewalian yang tertinggi. Jumlah wali yang mempunyai pangkat tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap masanya.



2. Aimmah - 1 Abad 2 orang.



Al-Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang mempunyai arti pemimpin. Setiap masanya hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai pangkat Al Aimmah. Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertumpu ke alam malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertumpu di alam malaikat saja.



3. Autad - 1 Abad 4 orang.



Al-Autad berasal dari kata tunggal Al-Watad yang mempunyai arti pasak. Yang memperoleh pangkat Al-Autad hanya ada empat orang saja setiap masa. Mereka tinggal di utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelusuk bumi.



4. Abdal - 1 Abad 7 orang.



Tidak akan bertambah dan berkurang. Apabila ada Wali Abdal yang meninggal akan Allah gantikan dengan yang lain dan darjat Wali Abdal juga disandang oleh kaum wanita tapi amat jarang berlaku. Al-Abdal berasal dari kata Badal yang mempunyai arti menggantikan. Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah untuk menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan dibumi ini mempunyai tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali Abdal.



Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, amalan apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Muaz Bin Asyrash: “Para wali Abdal mendapatkan darjat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering lapar, gemar beribadah dimalam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.



5. Nuqaba - 1 Abad 12 orang.



An-Nuqaba berasal dari kata tunggal Naqib yang mempunyai arti ketua suatu kaum. Wali Nuqaba itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahsia yang tersembunyi dihati seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk tahu tentang sifat seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah.



6. Nujaba - 1 Abad 8 orang.



An Nujaba berasal dari kata tunggal Najib yang mempunyai arti bangsa yang mulia. Wali Nujaba pada umumnya selalu disukai orang. Dimana saja mereka mendapatkan sambutan orang ramai. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahwa mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi darjatnya.



7. Hawariyun - 1 Abad 1 orang.



Wali Hawariyun di beri kelebihan oleh Allah dalam hal keberanian, pedang jihad di dalam menegakkan Agama Islam dimuka bumi. Al -Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawari yang mempunyai arti penolong. Jumlah wali Hawari ini hanya ada satu orang sahaja di setiap zamannya. Jika seorang wali Hawari meninggal, maka kedudukannya akan diganti orang lain. Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair Bin Awwam saja yang mendapatkan darjat wali Hawari seperti yang dikatakan oleh Rasululloh: "Setiap Nabi mempunyai Hawari. Hawariku adalah Zubair ibnul Awwam." Walaupun pada waktu itu Nabi mempunyai cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Karena beliau tahu hanya Zubair saja yang meraih pangkat wali Hawari. Kelebihan seorang wali Hawari biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.



8. Rajabbiyun - 1 Abad 40 orang.



Yang tidak akan bertambah dan berkurang apabila ada salah satu Wali Rojabbiyun yg meninggal Allah kembali mengangkat Wali Rajabiyyun yg lainnya Dan Alloh mengangkatnya menjadi Wali Khusus di bulan Rajab dari awal bulan sampai akhir bulan oleh karena itu namanya Rajabbiyun. Ar-Rajabbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajabbiyun itu adanya hanya pada bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada. Selanjutnya keadaan mereka kembali biasa seperti semula. Setiap masa, jumlah mereka hanya ada empat puluh orang sahaja. Para wali Rajabbiyun ini terbagi di berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal dan ada yang tidak saling mengenal. Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya berlangsung di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka kembali seperti semula.



9. Khatam - 1 Alam dunia hanya 1 orang.



Yaitu Nabi Isa a.s ketika diturunkan kembali ke dunia maka Allah angkat menjadi Wali Khatam/Penutup. Al-Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang mempunyai arti penutup atau penghabisan. Maksudnya pangkat Al-Khatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang dan dikhaskan. Jenis wali ini hanya akan ada diakhir zaman yaitu ketika Nabi Isa a.s datang turun kembali ke bumi.



10. Qalbu Adam a.s - 1 Abad 300 orang.



11. Qalbu Nuh as - 1 Abad 40 orang.



12. Qalbu Ibrahim a.s - 1 Abad 7 orang.



13. Qalbu Jibril a.s - 1 Abad 5 orang.



14. Qalbu Mikail a.s - 1 Abad 3 Orang.



15.Qalbu Israfil a.s - 1 Abad 1 orang.



16. Rizalul Alamul Anfas - 1 Abad 313 orang.



17. Rizalul Ghaib - 1 Abad 10 orang.



Tidak bertambah dan berkurang tiap-tiap Wali Rizalul Ghaib ada yg wafat seketika juga Alloh mengangkat menggantikan. Wali Rizalul Ghaib merupakan Wali yang di sembunyikan oleh Allah dari penglihatannya mahluk Bumi dan Langit tiap-tiap wali Rizalul Ghaib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghaib yang lainnya, Dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghaib dari golongan Jin Mukmin. Semua Wali Rizalul Ghaib tidak mengambil sesuatupun dari Rezeki Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rezeki dari Alam Ghaib.



18. Adz-Dzahirun ( 1 Abad 18 orang )



19. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah - 1 Abad 8 orang.



Di antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul Ilahiyah artinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka hanya lapan orang saja di setiap zaman. Wali jenis ini mempunyai keistimewaan, yaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang suka mengecilkan agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh cemohan kata keji caci orang. Di kota Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Beliau dikenal sebagai seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah. Diantaranya pula ada jenis wali yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap zaman. Meskipun watak mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.



20. Khamsatur Rizal - 1 Abad 5 orang.



21. Rizalul Hanan - 1 Abad 15 orang.



Adalah jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi artinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, kerana hati mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.



22. Rizalul Haybati Wal Jalal - 1 Abad 4 orang.



23. Rizalul Fath - 1 Abad 24 orang.



Allah mewakilkannya di tiap waktu saat dan jam Wali Rizalul Fath tersebar diseluruh dunia 2 orang di Yaman, 6 orang dinegara Barat, 4 orang dinegara Timur, dan bakinya disemua Hala Arah Mata Angin.



23. Rizalul Ma’arijil ‘Ula - 1 Abad 7 orang.



24. Rizalut Tahtil Asfal - 1 Abad 21 orang.



25. Rizalul Imdad - 1 Abad 3 orang.



Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, yaitu mereka yang selalu mendapat kurniaan Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari tiga orang disetiap abad. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia. Adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah kepada makhlukNya.



26. Ilahiyyun Ruhamaniyun -1 Abad 3 orang.



Pangkat ini menyerupai pangkatnya Wali Abdal diantaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Ilahiyun Rahmaniyun, yaitu manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka ini hanya tiga orang disetiap masa. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal, meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka mengkaji firman-firman Allah.



27. Razulun Wahidun- 1 Abad 1 orang.



28. Razulun Wahidun Markabun Mumtaz - 1 Abad 1 arang.



Wali dengan Maqam Razulun Wahidun Markabun ini di lahirkan antara bangsa manusia dan golongan bangsa ruhani halus, bukan murni manusia. Beliau tidak mengetahui siapa ayahnya dari golongan bangsa manusia , Wali dengan pangkat ini tubuhnya terdiri dari dua jenis yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut "Razulun Barzah" ibunya dari wali pangkat ini dari golongan Ruhani Air INNALLAHA ALA KULLI SAY IN QADIRUN. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu itu.



29. Syakhsun Ghaib - Didunia hanya ada 1 orang.



30. Saqit Arafraf Ibni Saqitil Arsy - 1 Abad 1 orang.



31. Rizalul Ghina - 1 Abad 2 orang.



Sesuai dengan nama maqam pangkatnya Rizalul Ghina wali ini sangat kaya baik kaya ilmu agama, kaya makrifatnya kepada Allah maupun kaya harta yang diusahakan dijalankan dijalan Allah, pangkat wali ini juga ada disandang daripada wilayah perempuan (wanita).



31. Syakhsun Wahidun -1 Abad orang.



32. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid - 1 Abad 10 orang.



33. Budala - 1 Abad 12 orang.



Budala jamaknya muntahal jumuk dari abdal tapi bukan pangkat Wali Abdal.



34. Rizalul Istiyaq - 1 Abad 5 orang.



35. Sittata Anfas - 1 Abad 6 orang.



Salah satu wali dari pangkat ini adalah Putranya Raja Harun Ar-Rasyid yaitu Sheikh Al-Alim Al-Allamah Ahmad As-Sibly.



36. Rizalul Ma' - 1 Abad 124 orang.



Wali dengan pangkat ini beribadahnya didalam alam air diriwayatkan oleh Sheikh Abi Suud Ibni Syabil pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai Tikrit di Bagdad dan aku termenung dan terlintas kata dalam hatiku "Apakah ada hamba Allah yang beribadah didalam sungai atau di lautan..? Belum sampai habis perkataan hatiku tiba-tiba dari dalam sungai muncul seseorang yang berkata "Akulah salah seorang hamba Allah yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air." Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu dia pun membalas salam aku tiba-tiba orang tersebut hilang ghaib dari pandanganku."



37. Dakhilul Hijab - 1 Abad 4 orang.



Wali dengan pangkat Dakhilul Hijab sesuai nama pangkatnya wali ini tidak dapat diketahui dikesan kewaliannya oleh para wali yg lain sekalipun berdarjat Qutub Aqtab seperti Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani karena wali ini ada di dalam hijabnya Allah, namanya tidak tertera di Lauhil Mahfuz sebagai barisan para Aulia. Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia.



Seperti diriwayatkan dalam Kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani sedang melaksanakan Tawaf di Baitullah Mekah Mukaramah tiba-tiba Sidi Sheikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang laksananya sehingga Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani mukasyafah ke Lauhil Mahfuz dilihat di Lauhil Mahfuz nama wanita ini tidak ada didalam senarai barisan Aulia Allah.



Lalu Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani bermunajat kepada Allah untuk mengetahui siapa dia wanita itu dan apa yang menjadi amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat sekali.



Kemudian Allah mengilhamkan bahwa wanita tersebut adalah salah seorang hambaNya dengan menyandang maqam pangkat Dakhilul Hijab yang mana makam kewalian disembunyikan dihijabnya Allah akan dia.



Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar sentiasa berbaik sangka kepada semua mahluknya Allah, Sebetulnya Masih ada lagi maqam para Aulia yang tidak diketahui oleh kita karena disembunyikan oleh Allah.



Diketahui bahawa para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad 124,000 orang yang mempunyai tugasnya masing-masing sesuai pangkatnya atau maqamnya.



"Dan Kepunyaan Allah, kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah dikembalikan (segala sesuatu)."

-Surah Al-Maidah ayat ke 18-



"Dan kepunyaan Allah, kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah kembali (semua makhluk)."

-Surah An-Nur ayat ke 42-



Dan artikel ini adalah sekadar penambahan pengetahuan dan bukan untuk dibahaskan. Jika ada keraguan sila bertanya kepada ahlinya duduk bersila bertentang mata... dan jangan bertanya kepada orang yang tidak tahu ditakuti akhirnya jadi ketidak ketahuan.



Jika sakit jantung carilah doktor pakar jantung jangan dicari diharap doktor pakar mata atau gigi mengubati maka tidak akan pulih sakit jantung itu...



Sudah sakit bertambah-tambah sakitnya dan jangan cari penyakit...



Wassalam.

Muhasabah Cinta terhadap Rasulullah SAW

Muhasabah Cinta Terhadap Rasulullah SAW


Posted by Abu Ridhwan at 3:17:00 AM


Sejauh mana kasih sayang dan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.? Sejauh mana kita benar-benar membumikan dan membuktikan kecintaan kita kepada baginda SAW.? Saat ini, di tahap mana perjuangan kita meneruskan misi risalah dakwah Rasulullah SAW. Apakah kasih kita sekadar sebutan di bibir sedangkan kehidupan kita jauh dari meneladani peribadi dan akhlak baginda SAW. Umat kekeringan cinta sejati terhadap Rasulullah SAW. Justeru saat ini kita kehilangan kekuatan sebenar untuk membangunkan kembali resipi “original” Islam dalam kehidupan manusia.



Menelusuri sirah para sahabat RA. kita akan menemui keteladalan luar biasa mereka dalam membumikan kasih sayang mereka kepada Rasulullah SAW. Kita tadabbur salah satu sirah mereka. Di dalam sirah Ibnu Hisham diceritakan satu kisah sahabat bernama Saad bin Rabe' yang terlalu kasihkan Rasulullah SAW dan Rasulullah pun kasih kepadanya. Kisah yang menarik ini dirakamkan selepas berlakunya perang Uhud ketika tentera Islam tewas disebabkan sebahagian mereka tidak mentaati perintah Rasulullah.



Cinta Saad Bin Rabe’ Pada Rasul

Sebaik saja peperangan berakhir, ramai di kalangan sahabat yang gugur syahid. Tetapi Nabi SAW yang dahinya masih luka berdarah serta patah gigi, baginda tetap terkenangkan seorang sahabat yang baginda kasihi dan sayangi iaitu Saad bin Rabe'.



Di kalangan pasukan perang yang masih hidup itu, Nabi SAW tidak melihat kelibat Saad bin Rabe'. Tergerak di hati Nabi untuk mengetahui keadaan Saad bin Rabe', sama ada Saad masih hidup ataupun turut terkorban bersama syuhada yang lain.



Nabi SAW mengarahkan di kalangan sahabat untuk berusaha mencari Saad bin Rabe' bagi mengesahkan kedudukannya yang sebenar, sama ada hidup atau gugur syahid. Lalu bangun seorang sahabat dari kalangan Anshar, Zaid bin Tsabit menawarkan diri untuk melaksanakan kehendak Nabi SAW bagi mencari Saad.



Zaid bin Tsabit RA menceritakan bahawa setelah mencari di segenap penjuru medan Uhud akhirnya Saad bin Rabe' ditemui dalam keadaan luka parah. Beliau dikekelilingi oleh jenazah para sahabat yang lain. Tetapi keadaan Saad di antara hidup dan mati, malah boleh dikatakan kematian sudah begitu hampir dengannya.

Tubuhnya kelihatan terkena 70 luka tusukan tombak, sabitan pedang, dan lemparan anak panah. Kemudian Sa`ad berkata, "Katakan kepada Rasulullah bahawa aku benar-benar telah mencium wangian syurga. Katakan juga kepada kaumku Anshar agar mereka jangan khuaatir jika telah mengikhlaskan diri kepada Rasulullah SAW dan sesungguhnya mereka telah berada di hujung perjalanan."



Zaid bin Tsabit RA bertanya kepada Saad: "Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan aku supaya mencari engkau, untuk mengetahui tentang dirimu. Bagaimana keadaan kamu wahai Saad?" Jawab Saad dalam nada lemah:



"Sesungguhnya aku berada dalam kalangan jiwa yang mati. Oleh itu kembalilah yang semakin menghampiri kematian. Jika engkau bertemu Nabi katakan kepada baginda bahawa aku berkirim salam."



Berkata Saad seterusnya dengan nada yang tersekat-sekat: "Bahawa aku berserah diri kepada Allah SWT untuk membalas jasa Nabi SAW, kerana aku tidak dapat membalas jasa baginda yang telah mempimpin dan mengasuhku, hingga aku menjadi seorang mukmin dan menjadi pengikut Nabi SAW yang setia."



Kata Saad lagi: "Jika engkau kembali ke Madinah, aku juga berkirim salam dengan sahabat-sahabat kita di Madinah. Katakan kepada mereka, bahawa Saad bin Rabe' menyampaikan pesanan kepada anda sekalian. Bahawa jika anda masih hidup sedangkan kamu tidak mempertahankan Nabi sehingga Rasulullah SAW dibunuh oleh musuh, maka kamu tidak akan ada alasan atau jawapan ketika ditanya oleh Allah Taala di akhirat kelak."



Akhirnya Sa'ad bin Rabi' menghembuskan nafas terakhirnya. (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi)



Zaid bin Tsabit RA terharu mendengar kata-kata terakhir Saad bin Rabe', dia terpaku seketika sehingga Saad menghembuskan nafasnya yang akhir. Setelah itu beliau beredar dan kembali semula menemui Nabi SAW, beliau menyampaikan salam dan pesanan Saad bin Rabe' kepada Nabi sejurus sebelum ajalnya tiba.



Luarbiasa kecintaaan dan kasih Saad kepada Rasulullah SAW. Beliau mengakhirkan kehidupan dalam keadaan mempertahankan habis-habisan kesucian Islam demi menjayakan misi dakwah Rasulullah SAW.



Cinta Adalah Prinsip

Mencintai dan mengasihi Rasulullah adalah sebuah prinsip dan kewajiban bagi setiap muslim, bukan sebuah pilihan yang samada mahu atau tidak. Terhadap Muhammad SAW, seorang Muslim harus menyimpan rasa cinta betapapun kecil. Ini kerana cinta dan kasih sayang merupakan dasar dan landasan ke arah melahirkan pengikut sejati umat Muhammad SAW seperti yang telah diteladani oleh para sahabat RA.



“Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih kucintai daripada diriku, dan anakku,” kata seorang sahabat suatu hari kepada Rasulullah Muhammad saw. “Apabila aku berada di rumah, lalu kemudian teringat kepadamu, maka aku tidak akan tahan meredam rasa rinduku sampai aku datang dan memandang wajahmu. Tapi apabila aku teringat pada mati, aku merasa sangat sedih, kerana aku tahu bahawa engkau pasti akan masuk ke dalam syurga dan berkumpul bersama nabi-nabi yang lain. Sementara aku apabila ditakdirkan masuk ke dalam syurga, aku khuatir tak akan dapat lagi melihat wajahmu, kerana darjatku jauh lebih rendah dari darjatmu.”

Mendengar kata-kata sahabat yang demikian mengharukan hati itu, Nabi tidak memberi sembarang jawaban sehinggalah malaikat Jibril turun dan membawa firman Allah SWT berikut:



“Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah; iaitu nabi-nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang soleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An Nisa’: 69)

Apabila kita jujur dalam mencintai Muhammad SAW, maka jiwa kita akan terbentuk dan tercermin pada jiwa Muhammad SAW.



“Bukti cinta adalah mendahulukan sang kekasih di atas selainnya,” begitu kata Imam Ja’far al-Shadiq AS.



Abu Musa al Asy’ari RA dan rombongan kaumnya dari Yaman yang berkunjung ke Madinah berkongsi keriangan dan kegembiraan. Mereka mempercepatkan langkah dan begitu bahagia untuk menemui Rasulullah SAW sambil mendendangkan syair kegembiraan:



“Esok kita akan bertemu dengan para kekasih kita, Muhammad dan sahabat-sahabatnya!”



Setibanya mereka di Madinah dan Masjid Nabi, mereka terus menghadap dan memuliakan Nabi SAW. (riwayat Al-Baihaqi)



Berkata Ishaq al-Tujibi RA, sahabat-sahabat Nabi SAW selepas kewafatan Baginda SAW tidak akan menyebut nama Baginda SAW melainkan mereka akan merendahkan diri dan menggigil serta menangis kerana diselubungi perasaan rindu yang dalam akibat berpisah dengan baginda SAW.



Muhasabah Cinta

Inilah sebahagian daripada bukti dan tanda yang harus ada pada para pencinta Nabi SAW. Apabila kita jujur mencintai Muhammad SAW, maka kita akan berusaha semaksima mungkin menggali segala sesuatu tentang dirinya; kehidupan peribadinya, kehidupannya dalam keluarga, dengan sesama saudara, dengan lingkungannya, dan yang lain. Apabila kita ingin mengetahui sejarah Muhammad SAW dan segala sesuatu yang berkaitan dengan peribadi manusia yang agung ini, hendaklah diawali dengan rasa cinta terlebih dahulu. Apabila sudah tertanam rasa cinta, maka akan terbina sikap sungguh-sungguh untuk mengenalinya secara tepat dan mendalam. Mengenali baginda tanpa dilandasi atas dasar cinta akan menyebabkan hubungannya longlai dan rapuh terhadap Rasulullah SAW.



Oleh itu marilah kita bersama-sama memuhasabah diri, adakah kita ini pencinta sejati atau pendakwa semata-mata? Tepuk dada, tanyalah iman. Semoga Allah SWT mengurniakan kita semua kesempurnaan kecintaan kepada Rasulullah SAW!



“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)



  as salam Mohon , bantuan wakaf dana anda